Kamis, 04 Juni 2009

Wangsa Wani Wijaya


Saya memberi nama anakku Wangsa Wani Wijaya. Harapanku dia tumbuh besar menjadi anak laki-laki yang pintar, berani, humoris, dan jujur. Nama ini saya yakini mewakili doa, harapan dan cita-cita saya tersebut.

Kamis 26 Maret 2009, ia lahir di Jakarta Medical Centre (JMC) Jakarta Selatan. Ia lahir tepat pada saat umat hindu di Bali sedang merayakan hari raya nyepi, dan orang-orang di Situ Gintung menderita dan bersedih luar biasa karena diterjang air bah akibat tanggul Situ Gintung jebol.

Hari ini, saat saya menulis blog ini, usia anakku sudah 71 hari. Dua minggu terakhir ini, Awang- demikian anakku biasa kupanggil- sudah tidak ”jetlag” lagi. Maksudku, dia sudah bisa tidur di malam hari. Biasanya, ia tertidur pulas di siang hari dan malam hari dia terbangun. Sekarang ritme tubuhnya sudah mulai bisa membedakan siang dan malam.

Sebelum lahir, saya dan istri melihat video tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Menakjubkan. Sayang waktu Awang lahir, ia tidak diperbolehkan IMD. Perawatnya memberi alasan karena bayiku dah lemas sebab terlalu lama di jalan lahir (hampir empat belas jam sejak ketuban pecah) dan waktu lahir dibantu dengan vakum. Tak apalah.

Dua hari setelah pulang dari RS, kami memeriksakan Awang. Rencananya untuk vaksin. Ternyata bilurubin-nya (benar gak nulisnya?) dianggap tinggi sekitar 12 lebih. Bayiku kuning. Jadi kata DSA harus disinar. Sehari semalam ia disinar di dalam box dengan mata ditutup rapat. Saya tak tega waktu ia diambil darahnya, apalagi ditusuk jarum dua kali karena gagal menemukan nadi.

Setelah penyinaran itu, sekarang ia tumbuh sehat minum asi ekslusif. Semoga selalu sehat ya nak, panjang umur. Jadilan pemberani, pintar, jujur dan humoris sebab itulah jalan rezeki dan kemuliaan dewasa ini. Saya tidak tahu dimasa besarmu nanti.

Iwan Nurdin

Tidak ada komentar: