Kamis, 11 Juni 2009

Mahalnya Pendidikan

Saya beruntung sudah lulus kuliah. Meskipun masih terus menyimpan keinginan untuk terus sekolah, niat itu harus saya urungkan terlebih dahulu. Apalagi sekolah S.2 sekarang terbilang mahal. Mencari beasiswa juga bukan perkara mudah sekarang.

Bulan Juni sampai awal Juli memang membuat orang tua yang hendak meneruskan pendidikan anaknya pusing tujuh keliling. Awal tahun pelajaran baru berarti pengeluaran untuk biaya pendidikan membengkak luar biasa. Belum lagi bagi fresh graduater SMU/SMK yang berniat masuk PTN, selain sibuk mempersiapkan ujian, biaya masuk PTN juga dan sangat mahal. Belum lagi nantinya harus mengeluarkan biaya pemondokan, buku, pakaian, transport. Menurut Sindhunata, sekolah telah menghabiskan air mata orang tua.

Lepas dari mahal, pendidikan nasional kita banyak yang bilang terlalu banyak yang diajarkan kepada siswa didik dan rendah mutunya. Sekolah jadinya bikin anak-anak didik pada stress.

Mahal, selain didorong kebijakan pemerintah untuk menjadikan Universitas menjadi badan hukum pendidikan (maksudnya perusahaan gitu loh). Padahal, dengan mutu yang pas-pasan, sumber daya yang terbatas, maka sumber pendanaan pasti dari mahasiswa. Jadilah SPP semakin mahal.

Kalau sudah begini, maka yang jadi korban kelak juga masyarakat luas. Bukankah masyarakat yang akan memakai jasa dokter, lawyer, akuntan, insinyur dan birokrat, lulusan universitas. Kebayangkan, kita menikmati pelayanan yang bermutu rendah dan mahal karena mereka hanya berpikir untuk mengembalikan uang biaya pendidikannya. Celakanya mungkin mudah dibeli profesionalitasnya.

Tapi optimisme harus tetap ada. Di Sumatera Selatan, komponen pendidikan dari SD sampai SMU sudah gratis baik sekolah negeri atau swasta. Semoga virusnya menjalar ke provinsi lain. Kalau kesadaran dari bawah, maka pemerintah pusat tidak akan bisa macam-macam nantinya. Semoga saja...

Soalnya pemerintah pusat kita aneh. Baru bisa bikin gratis anak sekolah SD dan SMP iklannya nanti bisa jadi pilot dan wartawan. Mana ada lulusan SMP di zaman sekarang jadi pilot dan wartawan. Biasanya jadi TKI dan Pembantu.

Tidak ada komentar: