Kamis, 04 Juni 2009

Mendengar Jamkesmas

Orang tua angkat saya, pak Sugandi dari Batang Jawa Tengah beberapa bulan yang lalu mengabarkan bahwa orangtuanya sakit prostat dan harus dioperasi. Saya segera membayangkan betapa mahalnya beliu harus membayar Rumah Sakit ketika itu. Namun, dia mengatakan hanya keluar uang 110 ribu. Sebab, ada program Jamkesmas dari pemerintah. Syukurlah.

Tetangga saya, juga memberitahu bahwa suami pengasuh anaknya harus operasi hernia. Ia sangat terbantu dengan program jamkesmas. Saya tidak tahu persis Jamkesmas itu apa. Kalau tidak salah Jaminan Kesehatan Masyarakat yang diperuntukkan bagi keluarga miskin di seluruh negeri. Saya kira ini program sangat mulia dan harus diteruskan dan diperluas jangkauannya.

Dua pengalaman yang saya dengar ini membuat lega juga. Setidaknya ada juga program pemerintah yang langsung membuat orang-orang seperti pak gandi bisa tersenyum. Meskipun, tentusaja harus diperiksa dengan teliti seberapa luas jangkauannya dan mengapa sosialisasi program ini belum merata.

Kesehatan dan pendidikan adalah program yang sangat mendasar bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Saya jadi terpikir, mengapa program ini belum menjangkau masyarakat yang tidak bisa masuk dalam kategori miskin oleh pemerintah lantaran ketatnya kategori miskin yang diterapkan. Apakah tidak ada rencana meluaskannnya menjadi sebuah asuransi kesehatan massal masyarakat. Sehingga setiap KK bisa ditanggung oleh Jamkesmas.

Ada begitu banyak orang yang rentan miskin di Indonesia ini, dan kalau ia sakit langsung modal usaha dan tabungannya ludes untuk membayar rumah sakit. Semoga telah dipikirkan mereka-mereka yang di atas, ya.Atau jangan-jangan sudah tapi saya yang kurang informasi?

Iwan Nurdin.

Tidak ada komentar: