Jumat, 19 Juni 2009

LIBURAN

Saya berasal dari desa. Menghabiskan masa SD di tahun 80-an. Tapi, buku-buku SD dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia mengajarkan tentang liburan ke desa. Aneh juga. Mungkin para pembuatnya adalah orang-orang kota. Saya yakin, dimasa itu penduduk Indonesia sebagian besar berada di pedesaan. Bahkan sampai sekarang. Namun tetap diajarkan untuk berlibur kedesa.

Hal lucu yang kerap saya ingat biasanya setelah libur panjang teman-teman sekelas termasuk saya, diminta bu guru menuliskan pengalaman berlibur kesuatu tempat dalam mata pelajaran mengarang. Padahal, bu guru tersebut seperti juga teman-teman sekelas adalah tetangga saya sendiri. Jadi, beliau tahu persis kami tidak mengenal pergi liburan ketempat manapun. Kami hanya menghabiskan waktu dengan bermain-main. Apalagi ada banyak musim mainan yang kami tidak tahu siapa yang mengatur musimnya. Ada musim kelereng, musim main tembak-tembakan, musim gasing, musim kartu wayang,dll.

Sekarang, hampir tidak ada lagi liburan ke desa. Sebab, liburan sekarang bagi anak-anak kampung berarti pergi ke Mall yang menyediakan beragam alat permainan berbayar dengan teknologi terkini. Pusat-pusat liburan juga lebih banyak di kota. Sementara, bagi yang duitnya berlebih bisa pergi ke luar negeri.

Liburan memang selalu menyenangkan. Kawasan Puncak di Bogor bahkan harus mengatur lalu lintas dengan sistem buka tutup mengingat membludaknya pengunjung. Lagi-lagi kalau ada uang berlebih, dengar-dengar dari bisik tetangga bahwa anda bisa menyewa pengawalan polisi untuk menembus kemacetan. Jadi seperti pejabat penting yang hendak menghadiri rapat penting. Asik juga. Anda boleh coba siapa tahu menambah pengalama berlibur anda he he he

Tidak ada komentar: