Selasa, 02 Juni 2009

Soal Pesawat Jatuh


Kemarin, Tanggal 1 Juni 2009 pesawat Air France hilang dalam penerbangan dari Rio de J Brazil menuju Paris. Pesawat yang nahas tersebut kabarnya membawa penumpang lebih dari 200 orang. Bagi saya, ini adalah berita menakutkan. Sebab saya adalah orang yang selalu tidak pernah nyaman alias takut kalau menggunakan moda transportasi burung besi ini.

Saya kerap harus rewel dengan penumpang sebelah saya yang tidak juga mematikan telepon genggamnya saat berada di dalam pesawat. Padahal, sudah ada pengumuman untuk mematikan hape dan perangkat elektronik. Mungkin pengumuman "anda tidak diperkenankan mengaktifkan telepon genggam dan perangkat elektronik lainnya selama dalam di dalam pesawat karena akan mengganggu sistem komunikasi dan navigasi pesawat" tidak cukup bagi para penumpang apalagi awam.

Harapan saya kata-kata tersebut diganti. Sebab, kesannya gangguan komunikasi dan navigasi bagi awam seperti saya seperti gangguan pendengaran dan penglihatan (he he he). Mungkin perlu ditambah penjelasan kalau navigasi rusak dan terganggu apa akibatnya begitu juga kalau komunikasi terganggu bahayanya apa.

Soal penumpang memang kerapkali membuat saya tidak tenang dalam menggunakan pesawat. Sebab, beberapa kali dalam perjalanan tugas, saya seringkali bersama para penumpang yang tidak menelepon, ber-sms selama berada di ruang tunggu. Ketika sudah boarding dan berada di dalam pesawat semua menjadi manusia sibuk yang lagaknya akan merugi triliunan rupiah kalau tidak segera bertelepon. Belum lagi penumpang yang memang sengaja menyembunyikan hapenya saat pramugari lewat di dalam tas. Baru kemudian sibuk sms-an lagi ketika pramugari sudah melewatinya. Huh, kalau sudah berketemu dengan penumpang macam begini saya mau tak mau menegur. Padahal, akibat menegur berarti selama penerbangan kita akan terlibat "perang dingin" dengan orang disebelah kursi kita.

Sudah selayaknya sekarang Departemen Perhubungan, KNKT, Depkominfo, membuat iklan yang mendidik para penumpang pesawat, kapal laut, bahkan bus kota. Soalnya, daripada bikin iklan narsis melulu, saya kira lebih baik bikin iklan sosialisasi yang mendidik masyarakat luas kita. Kebetulan sebagian besar kita belum banyak yang peduli dengan sopan santun lalulintas.

Saya pikir perusahaan angkutan umum apakah pesawat, kapal laut dll yang kerap mendapatkan kecelakaan selain karena tidak menerapkan sistem keselamatan dengan benar juga karena kita para penumpang yang tidak terlalu peduli dengan unsur keselamatan.

Akibat kurang peduli, tidak mau tahu, mudah lupa dengan perusahaan yang melupakan standar keselamatan dengan baik, kita akhirnya abai dalam mengkonsumsi layanan publik. Tak ada perusahaan yang langsung dijauhi penumpang ketika mereka kita rasakan menurunkan standar keselamatan. Apalagi pilihannya memang tidak banyak. Huh pusing deh.

Iwan Nurdin
Jakarta, 2 Juni 2009.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Betul bang. Setuju. Sebaiknya memang pengumuman pesawat kita ditambah kalimatnya biar pada care dengan keselamatan bersama.